Sekolahku Aman, Sekolahku
Bahagia: Mari Stop Kekerasan!
Oleh: Guru Ataya (Iwan
Sumantri)
Sukabumi, 31 Agustus 2024. Bertempat di SMA Negeri 1 Cisaat, Guru Ataya mengikuti kegiatan “Stop
Kekerasan: Pelatihan Menciptakan Sekolah Aman,Nyaman,Menyenangkan dan Inklusif
Kabupaten Sukabumi. Guru Ataya sebagai peserta dari Unsur Komunitas Penggerak
Pendidikan Daerah (KPPD) kabupaten Sukabumi. Berbagai unsur mulai dari Dinas Pendidikan,
Satgas Tim Pencegahan dan Penangangan Kekerasan,Komite Sekolah, Guru dan unsur
lainnya hadir di kegiatan tersebut.
Kegiatan di awali dengan pembukaan,
menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjukan dengan Mars Sukabumi, sambutan dari
Kepala BBGP (diwakili), sambutan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi
Bapak Eka Nandang Nugraha,S.IP.,MM yang sekaligus membuka kegiatan tersebut.
Sebelum ke materi Talk show: Stop Kekerasan:Pelatihan Menciptakan Sekolah
Aman,Nyaman,Menyenagkan dan Inklusif kegiatan diisi dengan beberapa penampilan
siswa SMAN 1 Cisaat yang tergabung dalam komunitas Teather Ekstarkurikuler SMANCIs.
Hadir sebagai narasumber di sesi pertama
Dr. Dede Suryaman, dari Pusat Penguatan Karakter, Kemendikbudristek. Tim TPPK
BBGP Jabar pun memfasilitasi peserta di sembilan kelas dari setiap jenjang
pendidikan.
Sebagai pendidik, kita memiliki tanggung
jawab besar untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman,
menyenangkan, dan inklusif bagi seluruh siswa. Sekolah seharusnya menjadi rumah
kedua bagi mereka, tempat di mana mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan
optimal. Namun, masih banyak tantangan yang harus kita hadapi, salah satunya
adalah kekerasan di lingkungan sekolah. Kekerasan dalam bentuk apapun, baik
fisik, verbal, maupun psikologis, tidak boleh ada tempatnya di sekolah.
Mengapa
Kita Harus Stop Kekerasan?
Kekerasan di sekolah dapat menimbulkan
dampak yang sangat buruk bagi korban, pelaku, maupun lingkungan sekolah secara
keseluruhan. Korban kekerasan dapat mengalami trauma psikologis yang
berkepanjangan, kesulitan dalam belajar, dan bahkan menarik diri dari
lingkungan sosial. Pelaku kekerasan juga berisiko mengalami masalah perilaku di
kemudian hari. Sementara itu, lingkungan sekolah yang penuh kekerasan akan
menghambat proses pembelajaran dan menciptakan suasana yang tidak kondusif.