Wednesday, July 19, 2023

Yuk Kita Cari Tahu Gaya Belajar Kita

Yuk Kita Cari Tahu Gaya Belajar Kita

Oleh: Guru Ataya

Cibadak, 19 Juli 2023. Guru Ataya kali ini akan mencoba berbagi tentang Tes Diagnostik yang marak dilakukan para guru untuk mengawali proses pembelajarannya, terutama sekolah yang menggunakan kurikulum Merdeka, mudah-mudahan bisa membantu para guru untuk mengawali dalam proses pembelajarannya.

Tes diagnostik adalah jenis tes yang dirancang untuk memudahkan guru dalam mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh siswa dalam belajar. Dengan begitu, guru bisa menetapkan tindak lanjut yang tepat dan sesuai dengan kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh siswa.

Depdiknas (2007) mendefinisikan tes diagnostik sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi gejala-gejala yang ditimbulkan. Sementara menurut para ahli, seperti Zhao (2013), tes diagnostik adalah tes yang biasanya digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa terhadap mata pelajaran apa saja. 

Suwarto (2014) menyatakan bahwa tes diagnostik merupakan tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan atau miskonsepsi pada topik tertentu dalam pembelajaran sehingga dari hasil tes didapat masukan tentang respon siswa untuk memperbaiki kelemahannya. 

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui secara tepat kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh siswa pada pelajaran atau topik tertentu. Hasil dari tes ini dapat digunakan guru untuk memperbaiki proses pembelajaran, sedangkan bagi siswa, hasil tes diagnostik dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar.

Secara umum, tes diagnostik bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan siswa dalam suatu pembelajaran. Namun, berdasarkan jenisnya, tes diagnostik memiliki tujuan tersendiri, yaitu: tes diagnostik non kognitif dan tes diagnostic kognitif

Ada dua fungsi utama tes diagnostik, yaitu membantu mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami oleh siswa dan merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai masalah atau kesalahan yang telah teridentifikasi.

Berdasarkan fungsi tersebut, dalam menyusun tes diagnostik harus sesuai dengan format dan respon dari tes tersebut. Tes diagnostik juga harus dikembangkan berdasarkan analisis terhadap sumber-sumber yang menjadi penyebab kesulitan atau masalah siswa dalam belajar dan jenis soal yang diberikan berbentuk supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat) sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap.

Tes Diagnostik bermanfaat buat Guru dan Siswa. Adapun manfaat tes diagnostik bagi guru dan siswa adalah sebagai berikut:

Baca Juga:


Manfaat bagi guru

Manfaat tes diagnostik bagi guru adalah memudahkan guru untuk mengidentifikasi kelemahan, kelebihan, atau masalah yang dialami siswa dalam mempelajari suatu topik atau mata pelajaran secara tepat. Dengan begitu, guru dapat memperbaiki proses pembelajaran dan menentukan tindakan yang dapat dilakukan untuk membantu siswa dalam belajar. 

Manfaat bagi siswa

Tes diagnostik juga memberikan bermanfaat dengan siswa. Tes ini dapat memberikan informasi pada siswa mengenai kelemahan, kelebihan, atau masalah yang dimilikinya dalam belajar. Dengan begitu, siswa dapat memperbaiki proses belajar agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. 

Jenis-jenis Tes Diagnostik

Tes diagnostik terdiri dari dua jenis, yaitu tes diagnostik non-kognitif dan tes diagnostik kognitif.

Tes diagnostik non-kognitif

Tes diagnostik non-kognitif adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kondisi psikologis dan emosional siswa sebelum memulai pembelajaran. Tes ini juga dapat digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama di rumah, kondisi keluarga dan pergaulan siswa, serta gaya belajar, karakter, dan minat siswa. 

Dalam pelaksanaannya, tes diagnostik non-kognitif terdiri dari tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. 

Selain itu, pelaksanaan tes diagnostik non-kognitif juga membutuhkan keterampilan guru dalam bertanya dan membuat pertanyaan. Sebab, tidak semua siswa dapat memberikan informasi secara detail, terutama yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya, seperti kondisi keluarga dan hubungannya dengan orang tua maupun teman.

Tes diagnostik kognitif

Tes diagnostik kognitif adalah tes diagnostik yang dilakukan untuk mendiagnosis kemampuan dasar siswa dalam topik sebuah mata pelajaran. Tes ini dapat dilakukan secara rutin, saat guru memperkenalkan topik pembelajaran baru atau setelah selesai menjelaskan dan membahas sebuah topik yang biasa disebut dengan asesmen formatif. 

Tes diagnostik kognitif juga bisa dilakukan di pertengahan atau akhir semester dalam bentuk ujian yang dikenal dengan sebutan asesmen sumatif.  

Perlu diingat, bahwa guru melakukan tes ini bukan untuk mengejar target kurikulum, melainkan untuk menyesuaikan tingkat pembelajaran dengan kemampuan siswa. 

Dalam pelaksanaannya, tes diagnostik kognitif ini terdiri dari empat tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, diagnosis, dan tindak lanjut. 

Berikut salah satu cara mengetahui Tes Gaya Belajar Siswa, Visual,Auditoria atau Kinestik.




Tipe Visual

Gaya belajar visual menyerap informasi terkait dengan visual, warna, gambar, peta, diagram dan belajar dari apa yang dilihat oleh mata. Artinya bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham, gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian mempercayainya.


Tipe Auditori

Gaya belajar auditori adalah gaya belajar dengan cara mendengar, yang memberikan penekanan pada segala jenis bunyi dan kata, baik yang diciptakan maupun yang diingat. Gaya pembelajar auditori adalah dimana seseorang lebih cepat menyerap informasi melalui apa yang ia dengarkan. Penjelasan tertulis akan lebih mudah ditangkap oleh para pembelajar auditori ini.


Tipe Kinestetik

Gaya belajar kinestetik dapat belajar paling baik dengan berinteraksi atau mengalami hal-hal di sekitarnya. Gaya pembelajar kinestetik cenderung mampu memahami sesuatu dengan adanya keterlibatan langsung, daripada mendengarkan ceramah atau membaca dari sebuah buku. Gaya belajar kinestetik suka melakukan hal-hal dan menggunakan tubuh mereka untuk mengingat fakta, seperti "memanggil" (dialing) nomor telepon pada telepon genggam mereka. Gaya belajar kinestetik, berarti belajar dengan menyentuh dan melakukan.


Yuk Kita Cari Tahu Gaya Belajar Kita

Klik Foto Diatas Untuk Mengetahui Gaya Belajar Mu


Sumber Tulisan:

Kurikulum Merdeka,Quipperschool dan akupintar.id

 

1 comment: